Kembali ke 1955


Senin, 21 Februari 2011


Bagian 1

 
Bangunan kuno yang bergaya “Victorian” yang terletak di Jl. Asia-afrika menjadi tempat tujuan rombongan CK. Museum Konferensi Asia-Afrika, itulah tepatnya. Gedung yang diberi nama Gedung Merdeka oleh Bung Karno dengan harapan negara-negara merdeka akan datang kesana, berdiri dengan gaya Eropa yang bercatkan putih. Puluhan tiang bendera dipasang mengelilingi sudut bangunan yang dibangun oleh arsitek Mr. Sumarcher yang kemudian menjadi dosen Bung Karno di ITB.
Siswa CK lalu secara berombongan memasuki gedung merdeka. Pertama kali kaki melangkah masuk, secara mencolok tampak konstruksi sidang KAA. Dengan patung lilin Bung Karno yang berdiri di podium depan dan beberapa ketua deklarasin yang duduk di meja berbentuk setengah lingkaran di belakang podium, siswa seperti diajak kembali ke tahun 1955, saat sidang KAA berlangsung. Bukan hanya itu, seperti layaknya konferensi internasional lainnya, berdiri dengan tegas puluhan bendera Negara-Negara dari benua Asia-Afrika. Kamera kuno yang mengarah ke podium juga membuat konstruksi sidang KAA semakin mirip dengan aslinya.
Gedung ini awalnya bernama “Societeit Concordia” yang di bangun pada tahun 1895. Fungsi dari gedung ini dulunya adalah sebagai tempat hiburan bagi kelompok belanda yang berdomisili di bandung. Siswa CK serta para guru lalu diajak masuk ke ruangan dimana sidang KAA pernah berlangsung. Dengan ramah pemandu rombongan menyambut kedatangan rombongan. Lalu dengan semangat, beliau mulai menjelaskan sedikit mengenai KAA. Siswa yang duduk pada kursi yang masih sama yang digunakan pada saat berlangsungnya KAA, lalu mendengarkan dengan serius sambil mencatat bagian-bagian penting yang dijelaskan oleh pemandu. Namun ruangan dan atap melengkung yang diisi oleh kursi sandar berwarna merah terasa berisik karena adanya perbaikan.
Tidak sampai 10 menit Bapak pemandu museum ini memindahkan kami ke ruang paling depan yang memiliki bendera setiap Negara dan juga patung-patung pahlawan Indonesia. Bapak pemandu ini menceritakan dari awal sampai akhir dari peristiwa di gedung ini dimana pada saat gedung Konferensi Asia Afrika ini akan berlangsung disetujui oleh banyak negara tetapi hanya 1 negara yang datang dengan pesimis/meremehkan konferensi Asia Afrika ini dengan alasan kalau Negara Indonesia baru saja merdeka selama 10 tahun. Tapi pada akhirnya Negara Indonesia berhasil mengadakan konferensi ini dan dihadiri oleh 29 Negara. Di 29 Negara itu terdapat bendera mereka masing-masing yang disusun secara abjad. Tetapi ada 1 negara yang tidak memiliki bendera karena baru merdeka, yaitu Sudan. Jalan keluarnya ialah membuat satu bendera polos dan dituliskan di tengah-tengah adalah “SUDAN”. 29 Negara yang ke KAA adalah: Afganistan, Burma, Kambodia, Ceylon, Cina, Mesir,  Ethiopia, Goldroast, India, Indonesia, Iran, Irak, Jepang, Jordan, Laos, Libanon, Liberia, Libia, Nepal, Pakistan, Filipina, Arab Saudi, Sudan, Siria, Thailand, Turki, Republik Vietnam, Skate of Vietnam, dan terakhir Yaman.
Tujuan dilakukan KAA ini adalah untuk menciptakan adanya kolonialisme dan imperialisme, lahirnya blok barat dan timur (perang dingin), perlombaan senjata yang di ciptakan oleh blok barat dan blok timur, tasaisme perbedaan warna kulit. Dengan adanya KAA ini, Indonesia berhasil membuat beberapa perubahan seperti: membantu memerdekakan negara yang belum merdeka, peranan PBB semakin baik, lahirnya kerja sama di berbagai bidang, lahirnya gerakan non-blok.
Lebih kurang 30 menit pemandu selesai menceritakan semuanya dan siswa- siswi pun ada yang pergi meninggalkan tempat untuk melihat-lihat ataupun berfoto.
 

0 comments:

Posting Komentar

Copyright 2009 BANDUNG. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy